Warga Pandan Duri menuntut pemerintah kabupaten Lombok Timur untuk
mempercepat pembayaran ganti rugi atas lahan dan rumah mereka yang terkena penggusuran pembangunan bendungan Pandan duri. Tuntutan mereka sudah sering disuarakan,
bahkan perwakilan warga pernah melakukan shering dengan anggota dewan
perwakilan rakyat kabupaten Lombok Timur
tapi hasilnya selalu nihil.
Hal itu lah yang melatarbelakangi para warga melakukan unjuk rasa
menuntuk hak-hak mereka yang belum terbayarkan. Menurut penuturan warga yang
ikut serta dalam unjuk rasa tersebut, pembangunan bendungan saat ini dihentikan
karena pihak kontraktor takut terhadap aksi warga yang selalu menuntut ganti
rugi. Buntut dari terhenti sementaranya pembangunan tersebut para pekerja untuk
sementara waktu tidak memiliki mata pencaharian untuk menafkahin keluarga
mereka.
Dalam aksi unjuk rasa tersebut para warga menuntut untuk mempercepat
pembayaran rumah, tanah, masjid, sekolah serta lahan kuburan yang terkena
penggusuran diareal pembangunan bendungan Pandan Duri. Para warga juga menuntut
pihak terkait untuk mengusut oknum/calo yang melakukan pemerasan terhadap warga
dengan dalih membantu rakyat guna mempercepat pembayaran.
Buhari, selaku juru bicara usai melakukan orasi mencerikan keawak media
gerbang patuh karya, bahwa warga Pandan Duri hanya menginginkan pembayaran
ganti rugi atas lahan dan rumah mereka yang terkena pembangunan bandungan
tersebut. Kami dijanji-janji terus tanpa ada realisasi yang nyata, sementara
kami butuh uang untuk menata kehidupan kami, membangun rumah serta memberikan
kesejahteraan kepada keluarga kami.
Buhari juga menjelaskan kalau kita bandingkan dengan harga tanah sekarang yang kisarannya 10 juta per are
sementara tanah para warga hanya dibayar dengan 2,5 juta itu pun sampai saan
ini belum terbayarkan . Kami tidak permasalahkan kenaikan harga tersebut yang
kami harapkan secepatnya dibayarkan hal kami. Warga sudah diarahkan untuk
membuat rekening bank guna pembayaran lahan mereka, tapi saat mereka ke bank
untuk menarik uang pihak bank tidak bisa mencairkan dengan berbagai alasan.
Mawardi selaku koordinator lapangan pada unjuk rasa tersebut memaparkan
ada sejumlah lahan yang berlum terbayarkan oleh pihak pemerintah anatara lain
sekitar 320 unit rumah, 18 Hektar tanah, 5 bauh banguan masjid serta 5 lokasi
pekuburan umum warga. Kami berharap
pihak yang terkait khususnya pemerintah kabupaten Lombok Timur memperhatikan
nasib mereka. Percepat pembayaran hak
kami.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar