Rabu, 07 Maret 2012

Buah Sri Kaya Pembawa Keberuntungan



           Dipenghujung musim penghujan seperti sekarang ini semua mahluk tuhan diuntungkan dan menuai hasilnya, pohon tumbuh dengan subur ditandai dengan daun yang menghijau, para petani yang bersemangat menanam tanaman musiman yang butuh suplay air yang cukup, para kuli tani jadi sibuk karena hampir tiap hari banyak orderan untuk menggarap sawah-sawah para tuan tanah dan masih banyak contoh yang kita temukan, kekuasaan tuhan yang tiada taranya, menciptakan sesuatu tanpa kesia-siaan.
         Ada satu pohon yang tidak luput dari kebahagiaan datangnya musim penghujan adalah pohon Sri Kaya, pohon yang tidak pernah miskin ini, disaat musim kemarau nyaris divonis sudah mati karena tidak ada tanda-tanda untuk melangsungkan kehidupannya, seperti pepatah bilang mati segan tidup tak mau. Itulah kata-kata yang pantas diterima untuk si Sri Kaya.  Tapi disaat musim penghujan datang entah dari mana munculnya tunas dari selala-sela batang yang kalo dilihat sepintas sudah mengering.
Pohon Sri kaya membentang luas dihamparan tanah  kering,  bebatuan serta berbukit-bukit diwilayah pringgabaya, hampit separuh ditanami dengan pohon Sri kaya ini. Pohon ini tidak butuh perawatan yag khusus untuk bisa  berbuah, tidak perlu dipupuk, tidak perlu disemprot apa lagi diperlalukan yang lebih khusus lagi. Pohon ini cuman butuh air seperti saat sekarang ini, sungguh sempurna ciptaan tuhan.

 
          Dimusih hujan seperti sekarang ini pohon Sri Kaya  Berjaya, hampir disepanjang jalan bisa ditemukan dengan berbagai ukuran yang bevariasi, dijajakan oleh para penjual yang musiman seperti sifat dari pohon tersebut yang musiman pula, bisa dibayangkan berapa orang, berapa keluarga yang diuntungkan dari Si Sri Kaya. Yang paling mengherankan lagi Sri Kaya ini hanya bisa hidup dipulau Lombok  hanya diwilayah Pringgabaya dan sekitarnya, sehingga nyaris pringgabaya merupakan pemasok Sri Kaya kesemua wilayah yang ada dipulau Lombok.
Kalau dilihat secara pintas buah ini hampir mirip dengan Granat yang digunakan oleh para tentara untuk berperang, ada juga yang menamainya dengan Sri Kaya Tain Bembek (Kotoran Kambing) dikarenakan bijinya mirip dengan kotoran kambing. Buah ini memiliki rasa yang manis dan lezat membuat oarng mengkonsumsinya menjadi ketagihan. Karena buah ini merupakan buah local yang hanya ada diwilayah pringgabaya maka sudah barang tentu menjadi oleh-oleh khas yang semua orang pingin mendapatkannya. Para pembeli biasanya yang melewati jalan jurusan pelabuhan kayangan  Mataram akan menyempatkan diri untuk mampir untuk sekedar mencicipi dan sebagiannya untuk jadi oleh-oleh. Harganya cukup bervariasi dari harga 10 ribuan sampai dengan 25 ribu per bakul kecil. Satu bakulnya berisi sepuluh sampai lima belas butir buah Sri Kaya.

 
           Dimusim hujan seperti sekarang ini puluhan pedangan bisa kita temukan dipinggir-pinggir jalan antara desa Labuan Lombok-Pringgabaya Utara, rata-rata mereka merupakan para pedangan dadakan yang hanya menjajakan Buah Sri Kaya. Para pedagang ini obzetnya tidak banyak tapi minimal bisa sekedar menambah kebutuhan dapur pada saat musim  Sri Kaya. Setelah habis musim para pedagang ini kembali keaktifitas masing-masing yaitu jadi kuli tani, pemecah batu dan kerjaan serabutan lainnnya.
Itu baru sedikit hikmah yang bisa diambil dari musih Sri Kaya yang ada diwilayah kecamatan Pringgabaya,  jika masuk musim penghujan,  buah ini sangat melimpah saking banyaknya menyebabkan harga jualnya akan turun. Permasalahan ini tentu harus disikapi oleh para pemimpin didaerah Lombok Timur untuk melakukan sebuah terobosan untuk membuat pabrik Jus Buah Sri Kaya yang tentunya bisa membuka peluang lapangan pekerjaan untuk penduduk local, hasilnya dapat dipasarkan keluar daerah yang sudah barang tentu menambah pendapatan daerah. Pembukaan Pabrik tentunya punya konsekuensi yang harus ditanggung dengan keterbatasan modal yang ada, hal tersebut sedikit tidak bisa diatasi dengan mengundang para investor yang mau menanamkan modalnya. Semoga semua ini bisa tercapai untuk memajuan daerah kita tercinta ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar