Siapa
tidak kenal transportasi tradisional yang ada di Lombok, Cidomo saat
ini masih disukai oleh para warga untuk melayani mobilitas penduduk
antar kampung. Pengemudi cidomo disebut Kusir yang selalu
mengendalikan arak serta kecepatan laju kuda sebagai penggeraknya.
Kusir Cidomo tidak butuh orang yang memiliki keterampilan khusus
serta tidak pandang umur untuk mengemudikannya.
Ahmadi
salah satunya, Pemuda umur belasan tahun ini, hampir tiap hari melaju
menyusuri jalanan guna mengantar para penumpangnya. Ahmadi biasanya
keluar rumah sekitar pukul 12 siang sampai jam 8 malam dengan daerah
pangkalannya sekitar pasar dan terminal Labuhan Lombok. Sementara
pagi harinya Ahmadi meluangkan waktunya untukmencari rumput untuk
makanan kudanya.
Pemuda
yang berasal dari dusun Baran Tapen Desa Seruni Mumbul kecamatan Pringgabaya ini mengaku
menikmati kerjaan ini semenjak putus sekolah karena tidak ada biaya,
Kedua orang tua Ahmadi sudah tua sehingga tidak mampu lagi untuk
mencari nafkah, Hal itu lah yang mendorong Ahmadi untuk berusaha
untuk menghidupi keluarganya.
Ahmadi
pernah bersekolah di SMP Negeri 2 Pringgabaya tapi hanya samapai
kelas VII. Dalam sehari Ahmadi memperoleh penghasilan dari menarik
Cidomo rata-rata 50 sampai 75 ribu. Dari hasil tersebut Ahamdi
mengaku cukup untuk membiayai keluarganya, sisa dari biaya hidup
keseharian Ahmadi menyisihkan hasilnya untuk ditabung guna keperluan
yang tidak terduga serta sebagai tabungannya kelak apabila mau
berkeluarga.
Semoga
ini menjadi inspirasi buat kita semua, kalau kita mau berusaha pasti
ada jalan untuk terlepas dari segala kekurangan dan kelemahan yang
kita miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar