Jumat, 17 Agustus 2012

JUALAN GULA GENDING UNTUK NAFKAHI KELUARGA


Aktifitas ini lah yang setiap hari dilakoni oleh Maknah, 70 tahun untuk menyambung kehidupannya dimasa sulit seperti saat ini. Berjualan Gula Gending ini sudah dijalani hampir separuh usianya sekitar 35 tahun. Hampir tiap hari Maknah berjualan dari kampung ke kampung dengan punuh semangat dan rasa tanggung jawab untuk menafkahi keluarga yang ditinggalkan dirumah semenjak pagi-pagi buta usai sholat subuh.
Dari penuturan Maknah, penjual sekaligus pembuat gula gending ini hanya ada di salah satu kampung yang bernama Kembang Kerang Utara desa Kembang Kerang Kecamatan Aikmel Kabupaten Lombok Timur. Rata-Rata penduduknya melakukan aktifitas tersebut dengan berjualankan keberbagai tempat antara lain ke Mataran, Mantang, Praya,  Selong, Pringgabaya, Labuan Lombok bahkan keseberang pulau yaitu pulau Sumbawa hingga ke Bima. Yang lebih mengherankan lagi Kampung Kembang Kerang Utara ini masyarakatnya menggunakan bahasa yang sama dengan bahasa Sumbawa.
Setiap harinya Bapak yang sudah memiliki cucu  puluhan ini membutuhkan bahan baku berupa gula pasir sebanyak   1 Kg untuk hari-hari biasa, Tapi kalau hari-hari tertentu  bisa menghabiskan 2-3 Kg gula pasir.  Saat sekarang ini dengan kondisi harga gula yang relative stabil  Rp. 12.000,- hingga Rp. 13.000,- Pak Maknah bisa memperoleh keuntungan Rp. 30.000,- per satu kilogram setelah dipotong  biaya transportasi untuk menuju tempat jualan.
Karena bentuknya yang menarik serta manis, segmen pasar dari gula gending ini anak-anak  balita, anak sekolah dari TK dan SD, bahkan para orang tua. Yang lebih menarik lagi pada saat berjualan,  pedagang gula gending ini  selalu membunyikan irama-irama yag dihasilkan oleh kaleng khusus yang digunakan untuk menaruh gula gending yang akan dijual. Suara iramanya pun khas sehingga para anak-anak serta orang tua menikmati lantunan irama yang dimainkan oleh si pedangan, pembeli pun pada berdatangan untuk melakukan transaksi jual beli gula gending. Harga persatu porsinya ditarif Rp.500 -  sampai  Rp. 1.000,-
Diakhir perbincangan awak media Gerbang Patuh Karya, Bapak Maknah menjelaskan bahwa beliau melakoni aktifitas ini semata-mata untuk mencari rijeki yang halal untuk membiayai hidup keluarganya karena hanya berjualan gula gending ini yang bisa dilakukan mengingat usianya yang  sudah  tidak mungkin untuk melakukan aktifitas yang berat. Yang menjadi kekhawatiran nantinya apakah selepas kepergian Bapak Maknah  menghadap yang maka kuasa, adakah penerusnya yang menggantikan berjualan gula gending ini untuk melanjutkan dan melestarikan kebiasaan dari warga kampung Kembang Kerang Utara. Hal tersebut menjadi tanggung jawab kita bersama  serta butuh pembinaan dari pemerintah guna melestarikan kegiatan tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar