Pemandangan
seperti inilah yang selalu terlihat jika kita melewati jalan Jurusan Mataram
pelabuhan Kayangan. Tepatnya disekitar POM bensin yang ada di Labuan Lombok, salah
tempat yang digunakan oleh para warga untuk melakukan penjemuran tembakau,
tempat tersebut dipilih karena tempatnya yang agak lapang, sepanjang hari
selalu diterpa oleh sinar mata hari karena
jarang ada pepohona yang ada disekitar area tersebut.
Penjemuran
tembakau yang dilakukan diareal tersebut dilakukan hampir tiap datangnya musim
tembakau, hal tersebut dilakukan untuk agar tembakau lebih cepat kering dan
menghasilkan cita rasa yang khas. Para pengerajin tembakau memilih cara
tersebut untuk mengurangi biaya produksi pada saat pengopenan yang membutuhkan
bahan bakar berupa minyak tanah maupun kayu bakar. Seperti sekarang ini harga minyak tanah dan kayu bakar sangatlah mahal
yang secara otomatis para pengerajin tembakau tidak mau mengambil resiko disaat
harga tembakau yang lagi merosot harganya dipasaran.
Tembakau yang
dijemur diterik matahari ini sebelumnya melalui beberapa proses yang lumayan
panjang diawali dengan melakukan pemilihan daun-daun tembakau yang memiliki
kualitas yang bagus, selanjutnya tembakau tersebut diiris kecil-kecil dengan
menggunakan alat pemotong berupa pisau yang sangat tajam. Setelah dilakukan
pemotongan dan pengirisan daun tembakau,
potongan daun tembakau tersebut di susun sedemikian rupa ditempat
penjemuran yang dibuat dari bambu yang dianyam, Setelah proses penyusunan daun
tembakau yang sudah diiris baru dilakukan penjemuran.
Mulai dari proses
pemilihan daun, pemotongan serta pemempatan potongan daun tembakau pada anyaman
bambu dilakukan tempat yang sudah disiapkan oleh pemilik usaha pengerajin
tembakau. Kegiatan tersebut membutuhkan tenaga pekerja yang lumayan banyak,
Untuk satu pengerajin tembakau dibutuhkan 10-15 orang pekerja yang tidak
membutuhkan keahlian khusus, sehingga pekerjanya dari berbagai usia dan status
yang penting bisa melakukan kegiatan tersebut. Para pekerja tersebut dibayar
harian dengan upah rata-rata 25 ribu perhari. Zaenep, 35 Th menuturkan
pekerjaan ini dilakukan tiap musim
tembakau untuk mengisi waktu yang luang serta membantu pemenuhan kebutuhan keluarga. Lain lagi dengan Taan, 55
Th Warga Pohgading, kegiatan ini dilakukan untuk mengisi waktu luang yang
sebelumnya merupakan buruh tani karena saat ini musim kemarau sehingga Taan
tidak memiliki pekerjaan sehingga beralih ke pengerajin tembakau.
Setelah
tembakau terebut ditempatkan pada media penjemuran, proses selanjutnya
dilakukan penjemuran dengan memanfaatkan tanah lapang yang ada disekitar POM
Bensin Labuan Lombok, Untuk satu orang pengusaha, tembakau yang dijemur
mencapai 10-15 kwintal yang diangkut dengan truk ketempat penjemuran selama
kurang lebih satu minggu. Pada proses penjemuran ini dibutuhkan tenaga pekerja untuk
menaikkan, menurunkan serta membalik daun tembakau yang dijemur. Pada proses
ini butuh tenaga pekerja yang lumayan banyak dengan upah rata-rata 20 ribu
perhari.
Tembakau sudah
kering tersebut selanjutnya dilipat
dengan ukuran yang sama yang sebut dengan Tumpi, setelah dilipat dalam bentuk
tumpi baru diisi ke plastik, dimana setiap satu kantong plastik berisi 5-10
tumpi. Proses tersebut merupakan proses akhir sebelum dilakukan pemasaran. Pengusaha
tembakau memilih proses ini dikarena tembakau tersebut dapat disimpan dalam
jangka waktu yang lama dan dapat dipasarkan kapan saja sehingga kerugian dapat
ditekan seminim mungkin hal tersebut yang disampaikan oleh salah satu pengusaha
tembakau yang ditidak mau disebutkan namanya yang berasal dari Kampung Senang
yang terkenal dengan tembakau senang yang memiliki cita rasa khas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar